Contoh Sampul, Daftar Isi, Bab I,Bab III dan Daftar Pustaka Makalah Yang Sedikit Benar. Bab II Masih Salah
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Tugas : Makalah Kelompok
FUNGTUASI (PENULISAN HURUF, KATA, DAN TANDA BACA)
Disusun Oleh:
Kelompok III Manejemen F
Arwinda
(NIM…….)
Baiq Asni Rindang Lestari (NIM……)
Wandi
(NIM……)
JURUSAN MANAJEMEN
STIE MUHAMMADIYAH MAMUJU
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah BAHASA INDONESIA yang berjudul “FUNGTUASI”.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penulisan ini
bertujuan untuk memahami PENULISAN HURUF, KATA, DAN TANDA BACA.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya untuk penulis, kritik dan saran
dari pembaca akan sangat perlu untuk memperbaiki dalam penulisan makalah dan
akan diterima dengan senang hati. Serta semoga makalah ini tercatat menjadi
motivator bagi penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik dan bermanfaat.
Aamiin...
Mamuju, 24 September 2018
Kelompok III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………...................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………….................................................ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan
Penulisan...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………..............................................2
A. Penulisan
Huruf..............................................................................................................................2
B. Penulisan Kata.................................................................................................................................3
C. Pemakaian Tanda
Baca..................................................................................................................4
BAB III PENUTUP…………………………………………………...............................................12
A. Kesimpulan.....................................................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penulisan memerlukan kemampuan dalam
menggunakan berbagai kata yang akhirnya akan terbentuk menjadi sebuah kalimat.
Dalam bahasa indonesia penulisan kata yang kemudian menjadi kalimat serta
selanjutnya menjadi sebuah paragraf dan wacan harus memperhatikan beberapa
kaidah yg mesti di penuhi.
Kaidah kaidah penulisan dalam bahasa
indonesia yaitu diantaranya; pemakaian tanda baca, penulisan huruf, penulisan
kata dan penulisan unsur dalam suatu kalimat atau beberapa kalimat. Kaidah
kaidah tersebut harus di patuhi dan di laksanakan dalam bahasa indonesia
khususnya dalam kegiatan menulis.
Pemakaian tanda baca dalam suatu kalimat
merupakan bagian yg penting dalam berbahasa indonesia khususnya dalam bahasa
tulis. Hal ini akan menunjukkan bagaimana kalimat tersebut di baca dan maksud
dari kalimat tersebut. Penulisan huruf dalam suatu kalimat merupakan salah satu
unsur yang mengikuti kaidah yang telah di tentukan. Penulisan kata yang
berdasarkan jenisnya tersebut berbeda antara satu dengan yang lainnya.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, makalah ini memiliki tiga rumusan masalah.
1. Bagaimana menggunakan huruf dalam kaidah bahasa indonesia yang baik dan
benar?
2. Bagaimana penggunaan kata dalam kaidah bahasa indonesia yang baik dan
benar?
3. Bagaimana penggunaan tanda baca dalam kaidah bahasa indonesia yang baik
dan benar?
C. Tujuan Penulisan
Setelah membaca
makalah ini, pembaca diharapkan memenuhi target tujuan penulisan. Tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui
aturan penggunaan huruf dalam kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar;
2. Untuk mengetahui aturan penggunaan kata kaidah bahasa indonesia yang
baik dan benar;
3. Untuk mengetahui
aturan penggunaan tanda baca kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
(KOREKSI KESALAHAN: Margin isi pembahasan harus rata kiri kanan dengan
Klik control + J
Hindari kopi paste semua isi materi dari buku atau google karena itu
aturannya yang dilarang karena termasuk plagiarisme. Bisa kopi paste pendapat
tapi menggunakan aturan “Kutipan Langsung” atau “Kutipan Tidak Langsung”,
setelah itu dikomentari pakai pendapat kalian sendiri.. Bisa dilihat dilihat di
bukunya Mulyati di materi pembahasan kelompok 10 dan 11. Wajibnya menggunakan
referensi dari buku sebagai referensi
utama karena pendapatnya ilmiah dan bisa dipertanggung jawabkan tetapi kalau
referensi dari google ada yang pendapat yang tidak ilmiah alias sesat dan ada juga
yang ilmiah alias benar. Referensi dari google hanya berfungsi sebagai referensi
tambahan saja, jangan dijadikan referensi utama didalam isi bab pembahasan dan
didaftar pustaka. Halaman setiap 1 halaman pertama BAB dipojok kanan bagian paling atas dan halaman sesudahnya pojok kanan bagian paling bawah).
A. Penulisan Huruf
1. Huruf
Kapital atau Huruf Besar
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat.
Contoh : Saya membaca buku.
Contoh : Saya membaca buku.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan
langsung.
Contoh : Adik bertanya, “ Kenapa kita pulang ?”
Contoh : Adik bertanya, “ Kenapa kita pulang ?”
c. Huruf kapital dipakai sebagi
huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci,
termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh : Tuhan merahmati hamba- Nya.
d. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang di ikuti nama orang.
Contoh :
Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Sulaiman, Dia baru saja diangkat
menjadi Sultan.
e. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh : Presiden Soekarno, Wakil Presiden Adam Malik.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama sebagi
nama orang.
Contoh : Muhammad Maulana Rizki, Syarifah Masitoh
Contoh : Muhammad Maulana Rizki, Syarifah Masitoh
g. Huruf
kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Contoh : bangsa Indonesia, suku Melayu, bahasa Arab.
h. Huruf kapital yang dipakai sebagai
huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya dan peristiwa sejarah.
Contoh : tahun Masehi, bulan Januari, hari Selasa, hari Lebaran, Proklamasi
Kemerdekaan.
i. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama khas dalam
Geografi.
Contoh ; Peta Sumatra, Danau Toba, Sungai Musi.
Contoh ; Peta Sumatra, Danau Toba, Sungai Musi.
j.
Huruf kapital sebagai huruf pertama nama badan resmi, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi
Contoh:
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Luar Negeri, Undang – Undang Dasar
Republik Indonesia.
k. Huruf Kapital dipakai sebagai
Huruf pertama nama semua kata didalam nama buku,majalah,surat kabar , kecuali
kata partikel , seperti di,ke,dari,untuk,dan,yang untuk,yang tidak terletak
pada posisi awal.
Contoh: Dari Gajah Mada ke Jalan Gatot Subroto , Gaul ,Analisa
l .Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama dalam singkatan nama gelar,pangkat, dan sapaan.
Contoh:
a.di depan nama
: - Dr. Doktor
- Prof. Profesor
b.di belakang nama: -M.A. Master of Arts
m. Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak,ibu,saudara,kakak,adik dan paman yang dipakai sebagai ganti sapaan.
Contoh : Apakah Ibu jadi ke Belawan besok?
Contoh : Apakah Ibu jadi ke Belawan besok?
2. Huruf Miring
a. Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan
nama buku,majalah,dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh : Majalah Bahasa dan Kesusastraan
b. Huruf miring dalam cetakan
dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,bagian kata atau kelompok
kata.
Contoh: Huruf pertama kata ajeg ialah a
c.Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing , kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.Dalam tulisan tangan atau
ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi garis dibawahnya.
Contoh: Weltarschauung diterjemahkan menjadi “ pandangan hidup”.
Contoh: Weltarschauung diterjemahkan menjadi “ pandangan hidup”.
B.
Penulisan Kata
Hal-hal yang akan dibicarakan yaitu sebagai berikut :
a). Kata Dasar
Kata Dasar di tulis sebagai satu kesatuan. Contoh : pagar, rumah, tanah
b). Kata Turunan
(1) Imbuhan (awalan, akhiran,
sisipan) di tulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: berduri, diangkat.
(2) Awalan atau akhiran di tulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya atau mendahuluinya bila bentuk
dasarnya gabungan kata. Contoh: bertanggung jawab, membabi buta.
(3) Jika bentuk dasar berupa
gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran maka kata-kata itu
ditulis serangkai. Contoh: memberitahukan, penyalahgunaan.
(4) Jika salah satu unsur gabungan
kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka gabungan itu ditulis serangkai.
Contoh: Pancasila, antarkota.
c. Kata Ulang
Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: lari-lari, sayur-mayur.
d. Gabungan Kata
(1) Gabungan kata yang biasa disebut
kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Contoh:
duta besar, orang tua, kambing hitam.
(2) Gabungan kata yang mungkin
menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubungun untuk menegaskan pertalian
di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh: alat pandang- dengar, ibu-bapak, anak pegawai-teras, buku sejarah-lama.
Contoh: alat pandang- dengar, ibu-bapak, anak pegawai-teras, buku sejarah-lama.
(3)Gabungan kata yang sudah di
anggap satu kata di tulis serangkai.
Contoh: Alhamdulillah, akhirulkalam, daripada, bumiputra.
Contoh: Alhamdulillah, akhirulkalam, daripada, bumiputra.
e. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya; kau, mu¸dan nya ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
Buku ini ku baca.
Jangan sampai kau melupakan hal itu!
Itu bukan milikmu.
f. Kata Depan di, ke dan dari
Kata Depan di, ke dan dari ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh :
Contoh :
Kiki pergi
ke Jakarta.
Lilis berasal dari Sumatera Utara.
Erva berdiri di depan tugu Monas.
g. Kata Sandang si dan sang
Kata sandang si dan sang ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh : Anak itu digelari sang
pengembara.
Syarifah tidak menyukai si malas
itu.
C. Pemakaian
Tanda Baca
1.
Pengertian Tanda baca
Tanda baca
adalah simbol yang tidak
berhubungan dengan fonem (suara)
atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan
berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda
yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa,
lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu
gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
2.
Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya
1). Tanda
Titik ( . )
Contoh:
Saya suka
makan nasi.
Apabila
dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
b. Tanda titik
dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
Irwan S. Gatot
Apabila nama
itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Anthony Tumiwa
Contoh: Anthony Tumiwa
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan,
pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)
d. Tanda titik
dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda
titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
hlm. (halaman)
e. Tanda titik
dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu
atau jangka waktu.
Contoh:
Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10
menit 12 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
f. Tanda titik
dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk
51.156 orang.
g. Tanda titik
tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210
dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan
kepada Mamat.
h. Tanda titik
tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang
sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
PT (Perseroan Terbatas)
WHO (World Health Organization)
UUD (Undang-Undang Dasar)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
Bappenas (Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional)
i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia,
satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp350,00
j. Tanda
titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau
kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
Lihat Pula
2)
Tanda Koma (,)
a. Tanda koma
dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh:
Saya menjual baju, celana, dan topi.
Contoh penggunaan yang salah:
Saya membeli udang, kepiting
dan ikan.
b. Tanda koma
dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
Saya bergabung dengan Wikipedia,
tetapi tidak aktif.
c. Tanda koma
dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau hari
hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d. Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
Saya
tidak akan datang kalau hari hujan.
e. Tanda koma
dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
Oleh karena
itu, kamu harus datang.
Jadi, saya
tidak jadi datang.
f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah,
aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
O, begitu.
Wah, bukan
main.
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata
adik, "Saya sedih sekali".
h.
Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii)
bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Contoh:
Medan, 18 Juni 1984
i.
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan
Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan
kaki.
Contoh:
Gatot, Bahasa Indonesia untuk
Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
k. Tanda koma dipakai di antara nama
orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan
nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh: Rinto Jiang, S.E.
l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara
rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp10,50
m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan
tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Dalam pembinaan dan pengembangan
bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
o. Tanda koma tidak
dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru.
Contoh: "Di mana Rex
tinggal?" tanya Stepheen.
3)
Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma
dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
Malam makin larut; kami belum
selesai juga.
b. Tanda
titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
Ayah mengurus tanamannya di kebun;
ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya
sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
4)
Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua
dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
Contoh:
-Kita
sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
-Fakultas itu
mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Contoh:
Ketua
: Borgx
Wakil Ketua
: Hayabuse
Sekretaris
: Ivan Lanin
Wakil
Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara
: Rinto Jiang
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Borgx :"Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Borgx :"Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex
: "Siap, Boss!"
d. Tanda
titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak
judul suatu karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah
Yasin:9
(iii) Karangan
Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
e.
Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah
siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita
memerlukan kursi, meja, dan lemari.
5)
Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
anak-anak,
berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang
singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula,
dan tidak dipakai pada teks karangan.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Contoh:
- p-e-n-g-u-r-u-s
- 8-4-1973
c. Tanda hubung
dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
Bandingkan:
ber-evolusi dengan be-revolusi
dua puluh lima-ribuan (20×5000)
dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
Istri-perwira yang ramah dengan
istri perwira-yang ramah
d. Tanda hubung
dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an,
(d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan
rangkap.
Contoh:
Contoh:
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 11111
sinar-X
Menteri-Sekretaris Negara
e. Tanda hubung
dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
6)
Tanda Pisah (–, —)
a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
Wikipedia
Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
b. Tanda pisah
em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
c. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau
tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti
'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
Contoh:
1919–1921
Medan–Jakarta
10–13 Desember 1999
d. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari
dan antara, atau bersama tanda kurang (−).
Contoh:
dari halaman 45
sampai 65, bukan dari halaman 45–65
antara tahun 1492 dan 1499, bukan
antara tahun 1492–1499
−4 sampai −6 °C, bukan
−4–−6 °C
7)
Tanda Elipsis (...)
a. Tanda elipsis
dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah
drama.
Contoh:
Kalau begitu ... ya, marilah kita
bergerak.
b. Tanda
elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih
lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat
buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai
akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
8) Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?)
hilang.
9)
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Contoh:
Alangkah mengerikannya peristiwa
itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!
Sampai hati
ia membuang anaknya!
Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda
seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari
penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
10) Tanda Kurung
((...))
a. Tanda
kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Bagian Keuangan menyusun anggaran
tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham) secara berkala.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh:
Satelit Palapa (pernyataan sumpah
yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
Pertumbuhan penjualan tahun ini
(lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam
negeri.
c. Tanda kurung
mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Contoh:
Kata cocaine
diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
Pembalap itu berasal dari (kota)
Medan.
d. Tanda kurung
mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Contoh:
Bauran Pemasaran menyangkut masalah
(a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau
lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma,
atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
Tidak tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919)
(dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919),
dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919)
merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
11) Tanda
Kurung Siku ([...])
a. Tanda kurung siku
mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada
kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
Sang Sapurba
men[d]engar bunyi gemerisik.
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini
(perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu
dibentangkan di sini.
12) Tanda
Petik ("...")
a. Tanda petik
mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan
tertulis lain.
Contoh:
"Saya
belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi,
"Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
b. Tanda petik
mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Contoh:
Bacalah "Bola Lampu" dalam
buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang
berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
Sajak "Berdiri Aku"
terdapat pada halaman 5 buku itu.
c. Tanda petik
mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Contoh:
Pekerjaan itu
dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Ia bercelana
panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
d. Tanda
petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
e. Tanda
baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
Karena warna
kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
Bang Komar sering disebut
"pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
13) Tanda Petik Tunggal ('...')
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun
di dalam petikan lain.
Contoh:
Contoh:
Tanya Basri,
"Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
"Waktu kubuka pintu depan,
kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap
seketika," ujar Pak Hamdan.
b. Tanda petik
tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan
asing.
Contoh:
feed-back 'balikan'
14) Tanda
Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan
nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun
takwim.
Contoh:
Contoh:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
tahun anggaran 1985/1986
b. Tanda garis miring
dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi
dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
harganya Rp125,00/lembar (harganya
Rp125,00 tiap lembar)
kecepatannya 20
m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
7/8 atau 7⁄8
xn/n!
Tanda garis miring sebaiknya
tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan
tanda bagi ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih
rumit, tanda garis miring atau garis pembagi dapat dipakai.
c. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai
pengganti kata atau.
15) Tanda
Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan
penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
Contoh:
Ali 'kan
kusurati. ('kan = akan)
Malam 'lah
tiba. ('lah = telah)
1 Januari '88 ('88 = 1988)
Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai
dalam teks prosa biasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan tanda baca perlu
diperhatikan dalam penulisan karya tulis atau karya ilmiah. Masing-masing tanda
baca memiliki aturan dan tata letak penggunaannya, sehingga kita harus cermat
dalam menggunakan tanda baca dan menempatkan tanda baca pada aturan yang telah
ditetapkan. Penggunaan ejaan yang disempurnakan (EYD) sangat dibutuhkan dalam
penulisan karya tulis ilmiah agar sebuah karya tulis ilmiah tersebut dapat
tersusun dengan baik dan mudah dipahami.
Dari berbagai macam sumber yang
telah kami baca, maka penggunaan tanda baca perlu untuk dipahami dan dipelajari
lebih detail agar penggunaan tanda baca pada karya ilmiah yang kita buat
menjadi benar dan mudah dipahami oleh orang-orang yang akan membaca karya tulis
kita.
B. Saran
Dari tugas makalah tersebut, banyak
hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang sudah kami harapkan dan
sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu semoga dengan
terselesainya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan pemahaman kita
mengenai penggunaan tanda baca yang baik dan benar tentu saja sesuai dengan
EYD.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyati. 2015. Terampil Berbahasa
Indonesia. Jakarta: Kencana.
Muthalib, Abdul. 2018. Pungtuasi. (Online), (https;//www.abdulmuthalib.com/doc,diakses
12 Agustus 2018).
Pungtuasi, (Online), (https;//www.scribd.com/doc,diakses
12 Agustus 2018).
Komentar
Posting Komentar